Anak-anak hidup dalam masa
perkembangan, baik fisik maupun mental. Orang tua dan guru wajib membimbing
perkembangan anak-anak ke arah yang positif agar kelak mereka menjadi anggota
masyarakat yang baik dan berguna dalam kehidupan. Salah satu sarana untuk
mencapai tujuan tersebut adalah dengan sastra yang disajikan dalam bentuk
cerita yang sesuai dengan perkembangan anak-anak. Cerita anak-anak diciptakan pengarang bukan sekedar ingin menyampaikan
sebuah cerita, melainkan juga untuk menyampaikan
nasihat-nasihat atau nilai-nilai pendidikan yang berguna bagi proses
perkembangan pendidikan anak-anak.
1)
Hakikat Cerita Anak-anak
Anak-anak mengalami perkembangan
kejiwaan dari aneka pengaruh, salah satunya adalah cerita anak-anak. Cerita
merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan dan kenikmatan
tersendiri. Berkaitan dengan fungsi sastra sebagai alat pendidikan seperti
halnya yang terdapat pada cerita anak-anak Horate dalam Wellek dan Warren berpendapat fungsi karya sastra itu
menghibur dan memberikan kegembiraan (dalam Budianta 1996: 25). Cerita yang baik akan menyenangkan bagi anak-anak
maupun orang dewasa. Cerita adalah salah satu bentuk sastra yang bisa dibaca
atau didengar oleh orang yang tidak bisa membacanya (Majid 2001: 8). Cerita
bagi anak-anak sungguh berarti. Selain sebagai bacaan penghibur, ada sisi lain
yang bermanfaat baginya ialah sebagai pengasah rasa simpati pada perbuatan baik
dalam jiwanya (Sugihastuti 1995: 37).
Tarigan (1994: 5) berpendapat bahwa anak-anak adalah cerita yang mencerminkan perasaan dan
pengalaman anak-anak masa kini, yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata
anak-anak.
Menurut Sugihastuti (1996: 70), cerita anak-anak adalah media seni, yang mempunyai ciri-ciri tersendiri sesuai dengan
selera penikmatnya. Tidak seorang pengarang cerita anak-anak pun yang sanggup
berkarya dengan mengabaikan dunia anak-anak. Dunia anak-anak tidak dapat
diremehkan dalam proses kreatifnya. Bahasa cerita anak-anak merupakan wujud dari sebuah proses dialektik yang
bertolak dari idiom dunia yang berpikirnya dalam usaha dan perjalananya menjadi
orang dewasa. Pada ciri-ciri
ini, bahasa
anak mengalami perkembangan tersendiri. Pengarang cerita anak, mau tidak mau
menciptakan karya mereka dalam semangat bahasa anak-anak. Tanpa pengetahuan
yang memadai akan rasa bahasa anak-anak dalam menciptakan karyanya, pengarang
cerita anak-anak akan gagal. Hal tersebut senada
dengan pendapat Majid (2001: 26) mengatakan para pengarang cerita
anak hendaknya memilih kata-kata yang mudah diucapkan dan dipahami oleh anak-anak.
Dari pengertian itu dapat dikatakan bahwa cerita anak-anak adalah suatu karangan untuk anak berusia dua sampai
duabelas tahun yang berkisah tentang terjadinya suatu peristiwa, kejadian dan
sebagainya, dan menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang yang
dapat dilihat dan dipahami melalui mata anak dan bahasa yang digunakan dalam
cerita anak-anak harus disesuaikan dengan
perkembangan jiwa dan kognitif anak.
2)
Jenis
Cerita Anak-anak
Menurut Burhan Nurgiyantoro (2010: 216-303), Cerita merupakan salah satu bentuk
sastra yang memiliki keindahan dan kenikmatan tersendiri. Sedangkan jenis
cerita anak-anak adalah:
a. Cerita-cerita
Fiktif
Di dalamnya termasuk dongeng umum,
Fable, Sage, Legenda, dan Mitos. Cerita
semacam Hikayat Panca Tandean, Cerita
1001 Malam, Ali Baba, Aladin, Sinbad Si Pelaut, cerita-cerita anak dan
cerita wayang, dapat digolongkan dalam klasifikasi ini. Walaupun jalan ceritanya adalah hasil khayalan semata-mata,
tetapi unsur-unsur dalam ceritanya adalah bahan baku yang nyata.
b. Cerita-cerita Nonfiktif
Cerita-cerita ini
tidak mengandung unsur khayalan, dan penuh rekayasa/
imajinasi. Pada cerita-cerita ini anak-anak dibawa ke alam dunia nyata.
c.
Cerita-cerita Informatif
Dari istilahnya
saja kita dapat menarik kesimpulan bahwa cerita semacam ini mengandung
informasi atau unsur penerangan. Pihak pembaca bukan saja bisa menikmati sebuah
jalan cerita menarik atau mengasyikan, melainkan juga dapat menarik pelajaran
praktis dari dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Budianta.
1996. Petunjuk Praktis Mengarang Cerita
Anak-Anak. Jakara: Balai Pustaka.
Nurgiyantoro,
Burhan. 2010. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia
Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Majid, Abdul Aziz Abdul. 2001. Mendidik Anak Dengan Cerita. Jakarta: Remaja RosdaKarya.
Sugihastuti. 1995. Serba Serbi Anak. Yogyakarta: Putaka Belajar.