• Pages

      Friday, October 25, 2013

      TELAAH UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL


      TELAAH UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL
      (RONGGENG DUKUH PARUK)
      PRAKATA

      Dalam novel karya Ahmad Tohari ini, kita dapat mengetahui betapa jelinya pengarang dalam mendeskripsikan (menggambarkan) latar alam dan pedesaan dari berbagai sudut pandang secara detail dan terperinci. Pengarang yang memiliki sebuah nama Ahmad Tohari, merupakan seorang laki-laki yang berasal dari Tingggarjaya, Jatilawang, Banyumas (Jawa Tengah) ini, menjadi begitu terkenal ataupun populer dimasyarakat setelah terbitnya novel triloginya, yaitu: Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari dan Jantera Bianglala.
      Dalam novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini, dapat terlihat bahwa pengarang menggambarkan susana pedesaan dengan menggunakan gaya bahasa yang begitu memukau yakni dengan menggunakan gaya bahasa personifikasi dan lainya. Dan dapat dilihat pula unsur religiusitas yang begitu pekat dalam menggambarkan keadaan pedesaan dan menampakkan permasalahan kehidupan yang dialami tokoh-tokoh yang sebagian besar tergolong dalam orang kecil ataupun orang pinggiran.baik yang hidup di pedesaan maupun di perkotaan.
      Ahmad Tohari dalam bercerita tidak pernah melepaskan diri sedikitpun dari pengalaman hidup pedesaan yang dialaminya. Maka hampir semua karyanya adalah menceritakan tentang kehidupan kalangan bawah atau masyarakat lapisan bawah dengan latar alam.
      Untuk menelaah novel “Ronggeng Dukuh Paruk” dengan menggunakan unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam sebuah cerita dan mengetahui lebih jauh bagaimana atau apa saja unsur yang terdapat dalam sebuah cerita, kita harus mengkaji atau menelaah satu demi satu dari tiap tokoh yang terdapat didalamnya. Dengan ini kita akan dapat dengan mudah menemukan usur-unsur tersebut.
      Dalam menelaah ataupun meresensi novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini kita dituntut untuk dapat mengetahui berbagai macam karakter yang ada di novel itu. Dan ini berguna untuk menambah kejelian kita untuk menemukan dan menentukan apa saja unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam mengkaji atau meresensi, baik berupa cerpen, drama, dongen maupun novel. Sebagai mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra kita dituntut untuk bisa memecahkan masalah-masalah yang berkenaan dengan sastra, seperti menelaah unsur-unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam cerpen, dongen maupun novel. Dan tentunya harus dapat menentukan unsur struktural puisi baik fisik maupun batin.

      Penyusun






      PEMBAHASAN

      1. Menelaah unsur Instrinsik novelRonggeng Dukuh Paruk”.
      Dalam novel Trilogi “Ronggeng Dukuh Paruk” ini, kita akan menjumpai berbagai unsur instrinsik yang terkandung di dalam cerita tersebut. Seperti, siapa saja tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerita, bagaimana sifat-sifat tokoh dan penokohan, tempat-tempat dimana terjadinya cerita dll. Dalam tugas ini akan dikaji secara teliti, dengan meresensi sebuah novel melalui Unsur instrinsik maupun ekstrinsik sebuah cerita, diantaranya :

      1. TEMA
      Dalam novel “Ronggeng Dukuh Paruk” pengarang (Ahmad Tohari) mengangkat cerita yang bertemakan tentang politik, sosial, dan ekonomi. Cerita ini dibuat saat terjadinya Gerakan 30 September Tahun 1965, dimana pengarang menjadi saksi hidup dan tersadar atas kejahatan yang dilakukan oleh PKI pada saat itu. Oleh karena itu, Ahmad Tohari sering kali memuat tentang nasib manusia (rakyat) yang menderita, dan secara garis besar cerita dalam novel ini mengiisah tentang penderitaan, keterpinggiran atau kenelangsaan masyarakat bawah.

      1. TOKOH DAN PENOKOHAN
      Di novel ini akan dibahas mengenai beberapa tokoh utama yang terdapat dalam cerita, dan bagaimana saja penokohan yang mereka perankan dalam jalannya cerita tersebut. Tokoh dan penokohan tersebut meliputi berikut ini:

      1. Srintil :
        1. Merasa Takut.masih merangkulku kuat-kuat, Srintil mengisak,…kurasakan tubuhnya hangat dan gemetar”
        2. Bersifat Kekanak-kanakan. “tetapi Srintil tidak malas melakukan perbuatan yang lucu dimata orang-orang Dukh Paruk. Bercengkrama dengan anak-anak gembala….”
        3. Merasa Rindu “sementara Srintil yang tidak tahu menahu soal malapetaka tempe bongkrek itu hanya teringat akan Rasus….”
        4. Merasakan Sedih “Srintil masih menundukan kepala, kini matanya basah. …”
        5. Menjadi Senang / cerialihatlah Srintil yang mulai tertawa melihat Goder gagal menangkap capung, dan wajah Sritil berseri-seri…..”
        6. Menjadi Gila “…..sementara itu Srintil terus berlagu….lalu terdengar Srintil terbahak-bahak…”.

      1. Rasus :
        1. Merasa senangSrintil didandani dengan pakaian kebesaran seorang roonggeng. Aku melihat keris kecil yang kuberikan kepada Srintil terselip di pingggang ronggeng itu”.
        2. Berani “….ketika perampok itu membelakangiku, aku maju dengan hati-hati. Pembunuhan kulakukan untuk pertama kali….”
        3. Membayangkan “,,,penampilan Srintil membantuku mewjudkan anganku tentang pribadi perempuan yang telah melahirkanku”.
        4. Mengingat Masa Kecil “Ketika masih kecil aku sering keluar dari Dukuh Paruk malam hari bersama teman-teman untuk melihat pagelaran wayang kulit”.
        5. Tabah/ tenanganeh, Rasus justru berada dalam ketenangan sempurna. Takzim dan khidmat ketika dia mengisap wajah nenek agar matanya tertutup….”
        6. Berserah diri “Aku bersembahyang, aku berdoa untuk Dukuh Paruk agar dia sadar…”

      1. Sakarya :
        1. Marah dan menuduhapa sampean tidak mengerti semua ini terjadi karena ada sesuatu antara cucuku dan Rasus? kata Sakarya, nadanya menuduh….”
        2. Risauperasaan kakek Srintil itu lebih dirisaukan oleh peristiwa-peristiwa kecil namun baginya penuh makna…..”
        3. Terkejut/ kaget “Sakarya terperanjat. Kata-kata bakar tak diduganya sama sekali. Kata-kata itu mengandung penghinaan….”

      1. Kartareja :
        1. Bingung “kesulitan pertama yang dihadapi Kartareja bukan masalah bagaimana memperbaiki alat musiknya, melainkan bagaimana dia mendapat para penabuh…”
        2. Senang “siapa yang akan menyalahkan Kartareja bila dukun ronggeng itu merasa telah menang secara gemilang….”
        3. Licik “jangan keliru yang asli buat Sulam. Lainya buat Dower, kata Kartareja….”

      1. Nyai Kartareja :
        1. Resah “di rumahnya Nyai Kartareja mulai merasa was-was karena ternyata Srintil tidak segera mengikutinya pulang…..”
        2. Berusaha Menjauhkanmaka Ntyai Kartareja harus berbuat sesuatu. Tali asmara yang mengikat Srintil dan Rasus harus diputuskan…..”
        3. Kecewa ”namun Nyai Kartareja memendam kekecawaan, mengapa yang memberikan motivasi kegairahan Srintil adalah Bajus….”


      1. SUDUT PANDANG
      Sudut pandang yang digunakan oleh Pengarang dalam penulisan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama seperti adanya kata “aku” dan sudut pandang pengganti orang ketiga baik dalam cerita maupun diluar cerita. Bukti pengarang menggunakan kata ganti orang ketiga adalah seperti adanya kata “ dia dan –nya” dan menyebutkan nama tokoh secara langsung.
      1. LATAR
      Latar atau tempat terjadinya cerita yang terdapat dalam novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah sebagai berikut:
          1. Dukuh Paruk. “dua puluh tiga rumah berada di pedukuhan itu, dihuni oleh orang-orang seketurunan…”.
          2. Ladang/ Kebun “ditepi kampung, tiga anak sedang bersusah payah mencabut sebatang singkong. Yakni Rasus, Darsun dan Warta…”.
          3. Dibawah pohon nangka. “dipelataran yang membatu dibawah pohon nangka,...Srintil menari dan bertembang. Gendang, gong dan calung mulut mengiringinya..”.
          4. Rumah Nyai Kartareja. “di dalam rumah. Nyai Kartareja sedang merias Srintil. Tubuhnya yang kecil dan masih lurus tertutup kain sampai ke dada …”.
          5. Perkuburan. “rombongan bergerak menuju perkuburan dukuh paruk. Kartareja berjalan paling depan membawa pedupan….”.
          6. Pasar Dawuan. “Perkenalanku dengan pedagang singkong di pasar memungkinkan aku mendapat upah…”.
          7. Di Markas Tentara. “pada hari pertama menjadi tobang, banyak hal baru yang kurasakan…”
          8. Di Hutan. “Sampai di hutan, perburuan langsung dimulai. Dalam hal ini aku kecewa karena tiga orang tentara yang kuiringkan sama sekali tak berpengalaman dalam hal berburu…”.
          9. Rumah Sakarya.”kulihat dua orang perampok tetap tinggal diluar rumah, satu dibelakang dan lainya dihalaman…..Sakarya yang terkejut langsung mengerti…”.
          10. Rumah Nenek “selagi orang-orang Dukuh Paruk mengerumuni rumah Kartareja, aku duduk berdekatan dengan Srintil di beranda rumah neneku sendiri”.
          11. Rumah Sakum “Sakum tak terusik oleh hiruk pikuk anak-anaknya, jemarinya terus bekerja..…Sakum berhenti mendadak ketika Srintil melangkah mendekatinya ”.
          12. Rumah Tarimpanas udara mulai reda ketika Marsusi diterima oleh Kakek Tarim….”.
          13. Lapangan bola deka kantor Kecamatan.” Malam itu semangat kota kecil dawuan berpusat dilapangan sepak bola dekat kantor Kecamatan. Sebuah panggung lebar…..”
          14. Di Alaswangkal “hampir setengah hari ketika rombonhan dari Dukuh Paruk memasuki kampung Alaswangkal. Pemukiman penduduk…”.
          15. Kantor Polisi “dikantor itu ternyata bukan hanya polisi, melainkan tentara juga ada disana mereka segera mengenal siapa yang sedang melangkah…”
          16. Di Penjara/ Tahanan “ Saya Prajurit Dua Rasus. Saya ingin berjumpa Komandan kompleks tahanan ini secara pribadi…”.
          17. Di Sawahdi tengah sawah, seratus meter diSebelah barat dukuh paruk.Bajus memimpin..”
          18. Di Pantai “sampai dipantai Bajus memilih tempat yang agak terpencil buat memarkir jipnya…”
          19. Di Vila “...Bajus membelokan mobilnya ke halaman sebuah vila mungil yang ternyata kemudian sudah disewanya….”
          20. Rumah Sakit “…ketegangan yang meliputi hatiku hanpir berakhir ketika becak berhenti di gerbang rumah sakit tentara….”

      1. ALUR
      Alur atau jalanya cerita dalam novel “Ronggeng Dukuh Paruk” menggunakan alur maju yang disertai dengan “flash back” atau kembali ( mundur ) kemasa lalu, baik yang dialami oleh tokoh utama atau pemeran lainya. Dalam cerita ini yakni ditengah-tengah cerita pengarang menceritakan kembali masa lalu yang sempat dialami oleh pemeran cerita. Seperti menceritakan kembali terjadinya peristiwa tempe bongrek sebelas tahun yang lalu atau semasa bayinya Srintil, yakni :
      Orang-orang Dukuh Paruk pulang kerumah masing-masing. Mereka, baik lelaki maupun perempuan, membawa kenangan yang dalam. Malam itu kenangan atas Srintil meliputi semua orang Dukuh Paruk. Penampilan Srintil malam itu mengingatkan kembali bencana yang menimpa Dukuh Paruk sebelas tahun yang lalu........Sebelas tahun yang lalu ketika Srintil masih bayi. Dukuh Paruk yang kecil basah kuyup tersiram hujab lebat…”.
      1. GAYA CERITA
      Gaya cerita atau penceritaan yang digunakan oleh pengarang dalam penulisan novel “ Ronggeng Dukuh Paruk “ ini adalah klimaks yakni permasalahan yang dihadapi oleh pemeran utama semakin memuncak dan tidak mengalami suatu “happy ending” atau penyelesaian yang bahagia pada akhir cerita tersebut. Atau bagaimana kepastian mengenai nasib yang di alami oleh tokoh utama masih belum dapat diketahui dengan jelas, dan pembaca hanya bisa menebak-nebak nasib yang dialami oleh para tokoh tersebut.
      1. AMANAT
      Amanat atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui novel “Ronggeng Dukuh Paruk” ini adalah: agar kita semua mau dan mampu melihat seseorang itu tidak hanya dari luarnya saja melainkan juga dari hatinya. Dan agar kita mau berpikir mengenai tragedi-tragedi kemanusiaan yang terjadi disekeliling kita. Pesan lain mungkin lebih cenderung kepada ketidak senangan atau kebencian pengarang terhadap pengkhianatanyang dilakukan oleh PKI di akhir September 1965. sehingga novel ini muncul dan menjadi penyuara kegetiran hati pengarang yang menggambarkan keadaan di masa itu.



      2. Menelaah unsur Ekstrinsik novel “ Ronggeng Dukuh Paruk”.

      Di dalam novel Trilogi “Ronggeng Dukuh Paruk” ini kita akan menemukan beberapa unsur Ekstrinsik yang terdapat didalamnya. Dan mungki saja unsure-usur tersebut akan menambah daya pikir kita sebagai mahasiswa, yang terkadang perlu untuk mengadakan perlawanan tehadap ketidak puasan. Unsur ekstrinsik tersebut meliputi:
      1. Unsur Politik .
      Unsur ini merupakan unsur yang paling utama terlintas dari benak pengarang, karena pengarang merasa sangat prihatin terhadap kesewenang-wenangan kekuasaan yang telah menindas orang-orang kecil yang kebanyakan dari mereka tidak tahu menahu mengenai berbagai persoalan tentang politik, khususnya persoalan mengenai pengkhianatan yang dilakukan oleh PKI yang terjadi di akhir September 1965.
      1. Unsur Sosial.
      Unsur ini kemungkinan besar mengangkat tentang kenyataan hidup yang pernah terekam dibenak pengarang, yang terjadi saat pengkhianatan PKI. Tumbuhnya kesadaran setiap orang Indonesia terhadap nilai-nilai kemanusiaan masih menjadi persoalan yang penting dalam perjalanan sejarah bangsanya. Banyak orang yang menyuarakan tentang demokrasi dan hak asasi manusia , itu merupakan bukti bahwa masalah kemanusiaan sangat sering terusik/ terjadi. Gambaran nyata terdapat dinovel ini yang terwakili oleh sosok Srintil, Rasus dll, yang berbicara tentang pentingnya kesadaran terhadap masalah kemanusiaan.
      1. Unsur Ekonomi.
      Masalah yang ingin diangakat oleh pengarang diantaranya adalah mengenai masalah ekonomi yang dialami oleh masyarakat, dalam hal ini adalah “Dukuh Paruk”. Ini sering terlihat dalam pergantian judul maupun pergantian bab, yang mana mengggambarkan kemiskinan masyarakat “Dukuh Paruk” yang terletak ditengah-tengah pematang sawah. Penggambaran ini tampak jelas terlihat seperti : digambarkan luasnya ribuan hektar sawah yang mengelilingi desa telah tujuh bulan kering kerontang,…. Sampai anak-anak kecil rela bersusah payah mencabut singkong yang terpendam dalam ditanah kapur,,, itulah sedikit gambaran keadaan ekonmi yang sedang dialami oleh masyarakat “Dukuh Paruk”, dan keadaan itulah yang sebenarnya ingin ditunjukan oleh pengarang kepada pembaca.

      ---------#######______#######______#######----------


      3 comments:

      Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat anak saya. hehe
      Jangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja PT Astra Internasional Tbk

      Saya mengucapkan terimakasih,karena tugas bahasa Indonesia saya terbantu dan sangat jelas untuk dipahami

      cerita Ronggeng Dukuh paruk kan di buku bahasa Indonesia k13 ada dua cerita Ronggeng Dukuh paruk.. cerita berbeda dan saya ke sulitan mengerjakan nya sama sekali berbeda

      Post a Comment

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news