9:51 PM
Unknown
No comments
Penilaian Pembelajaran
1.
Pendahuluan
Alat penilaian merupakan penilaian
yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu.
Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang
menuntut siswa seperti: presentasi, diskusi, bermain peran, berpidato,
dan membaca puisi. Cara penilaian ini dianggap lebih autentik daripada
tes tertulis karena yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa.
Alat penilaian perlu mempertimbangkan hal-hal berikut; (1)
Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk menunjukkan
kinerja dari suatu kompetensi (2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan
dinilai, (3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas, (4) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga mudah
diamati, (5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan
diamati.
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk
menilai kemampuan berbicara, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi
berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato,
bercerita, bermain peran dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran
kemampuan siswa akan lebih utuh.
2.
Pembahasan
Untuk mengamati unjuk kerja siswa
dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
a. Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek,
siswa mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati
oleh guru. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai.
Kelemahan cara ini adalah guru hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya
benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik.
Rubrik Penilaian Berbicara
No
|
Unsur yang dinilai
|
SKOR
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|||
1
|
Ekspresi Fisik
a) Berdiri
tegak melihat khalayak
b) Mengubah
ekspresi wajah sesuai perubahan pernyataan yang disampaikan
c) Gerak
tubuh dan gerak tangan (unsur kinestik) membantu memberikan penegasan
|
||||||
2.
|
Ekspresi Suara
a) Berbicara dengan
kata-kata yang jelas
b) Nada dan suara
berubah-ubah sesuai pernyataan
c) Berbicara
cukup keras untuk didengar khalayak
|
||||||
3
|
Ekspresi Verbal
a) Memilih kata-kata yang tepat untuk menegaskan
arti
b) Tidak mengulang-ulang pernyataan
c) Menggunakan kalimat yang lengkap
untuk mengutarakan satu pikiran
d) Menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang
penting
|
||||||
Jumlah Skor
|
Skor maksimal adalah 10 x 5 = 50
Skor Perolehan
Nilai = ————————— x 100
Skor Maksimal
Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut :
1). Jika seorang siswa memperoleh skor 45-59
dapat ditetapkan sangat kompeten
2). Jika seorang siswa memperoleh skor 35-44
dapat ditetapkan kompeten
3). Jika seorang siswa memperoleh skor 30-34
dapat ditetapkan cukup kompeten
4). Jika seorang siswa memperoleh skor kurang
dari 30 dapat ditetapkan tidak kompeten.
b) Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka)
yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap
juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan
yang diinginkan.
Sikap terdiri atas tiga komponen, yakni: afektif,
kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh
seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah
kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif
adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu
berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam
proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
- Sikap terhadap materi pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
- Sikap terhadap guru/pengajar. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Siswa yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap negatif terhadap guru akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
- Sikap terhadap proses pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
- Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah rendahnya minat baca, berkaitan dengan materi kebahasaan. Siswa juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif agar mempunyai kegemaran membaca.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara
atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan
langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan
kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi
dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena
itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya.
Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan
dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan
dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan
harian.
Contoh isi Buku Catatan Harian :
No.
|
Hari/ Tanggal
|
Nama Siswa
|
Kejadian (positif
atau negatif)
|
Tindak Lanjut
|
Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun
negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk
merekam dan menilai perilaku siswa, bermanfaat pula untuk menilai sikap siswa
dan dijadikan bahan penilaian perkembangan siswa secara keseluruhan.
b. Pertanyaan langsung
Pertanyaan langsung berupa pertanyaan atau wawancara.
Yang diharapkan dari pertanyaan langsung adalah sikap seseorang berkaitan
dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan siswa tentang kebijakan yang
baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban”. Berdasarkan
jawaban dan reaksi memberi jawaban dapat dipahami sikap siswa terhadap objek
sikap.
c. Laporan pribadi
Penggunaan teknik ini adalah siswa diminta
membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapan tentang suatu masalah,
keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, siswa diminta menulis
pandangannya tentang “Kasus KKN” yang terjadi di Indonesia. Dari ulasan yang
dibuat oleh siswa dapat dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
c) Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes
tertulis. Tes Tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban yang diberikan kepada
siswa dalam bentuk tulisan. Tes memiliki reliabilitas bila menghasilkan
hasil-hasil yang konsisten selama beberapa kali pengadministrasian atau
disajikan dengan beberapa macam bentuk (Arends, 2008: 218). Dalam menjawab soal
siswa tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga
dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lainnya.
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
a. Memilih jawaban, yang
dibedakan menjadi:
- pilihan ganda
- dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
- menjodohkan
- sebab-akibat
b. Mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:
- isian atau melengkapi
- jawaban singkat atau pendek
- uraian
Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih
jawaban benar-salah, isian singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat
yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat
(pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan
mengingat dan memahami dengan cakupan materi yang luas. Namun, pilihan ganda mempunyai
kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya bahkan jika siswa
tidak mengetahui jawaban yang benar, maka akan menerka saja. Hal ini
menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi
menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu
memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis
atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu kurang dianjurkan pemakaiannya
dalam penilaian kelas.
Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang
menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau
hal-hal yang sudah dipelajari. Siswa mengemukakan atau mengekspresikan gagasan
tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan
pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain
cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu
dipertimbangkan hal-hal berikut:
- Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji;
- materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum;
- konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas;
- bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
d) Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas
tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui
pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal
yang perlu dipertimbangkan yaitu:
- Kemampuan pengelolaan : kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
- Relevansi : kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
- Keaslian : proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan,
proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan
hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan
data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil
penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian
dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala
penilaian.
PENILAIAN PROYEK
MENULIS KARYA TULIS SEDERHANA ( SMP )
KELOMPOK : ……….. / KELAS ……
Anggota: 1.
………………
4. ………………..
2.
………………
5. ………………..
3. ………………
NO.
|
TUGAS YG HARUS DIKERJAKAN
|
DISELESAIKAN TANGGAL
|
KETERANGAN
|
PARAF GURU
|
1
|
Membagikan angket dan interview
|
|||
2
|
Menganalisis hasil angket
|
|||
3
|
Menyusun Bab I
|
|||
4
|
Menyusun Bab II
|
|||
5
|
Menyusun Bab III
|
|||
6
|
Menyelesaikan Laporan Awal – Daftar Pustaka
|
|||
7
|
Penyerahan hasil
|
e) Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan
yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai) atau
bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata
pelajaran.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya
siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu
priode, hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan siswa.
Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa dapat menilai
perkembangan kemampuan siswa kemudian melakukan perbaikan. Dengan
demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa
melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, catatan perkembangan
pekerjaan, hasil diskusi, hasil membaca buku/ literatur, hasil penelitian,
hasil wawancara, dsb.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman
dalam penggunaan penilaian portofolio, antara lain:
- Karya siswa adalah benar-benar karya sendiri. Guru melakukan penelitian atas hasil karya siswa yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya sendiri.
- Saling percaya antara guru dan siswa
Dalam proses penilaian guru dan siswa harus memiliki
rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga proses
pembelajaran berlangsung dengan baik.
- Kerahasiaan bersama antara guru dan siswa
Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan
siswa perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang
tidak berkepentingan sehingga berdampak negatif pada proses pembelajaran.
- Milik bersama (joint ownership) antara siswa dan guru
Guru dan siswa perlu mempunyai rasa memiliki berkas
portofolio sehingga berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
- Kepuasan
Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan
atau bukti yang memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih meningkatkan diri.
- Kesesuaian
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang
sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
- Penilaian proses dan hasil
Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan
hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang
kinerja dan karya siswa.
- Penilaian dan pembelajaran
Penilaian portofolio merupakan hal yang tak
terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai
diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan
siswa.
Teknik penilaian portofolio memerlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
- Jelaskan kepada siswa bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
- Tentukan bersama siswa sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara siswa yang satu dan yang lain bisa berbeda.
- Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.
- Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan siswa sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
- Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para siswa. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para siswa. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan ejaan, pilihan kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Dengan demikian, siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum
memuaskan, maka siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara siswa
dan guru perlu membuat perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2
minggu karya yang telah diperbaiki wajib diserahkan kembali.
Contoh Rangkuman Penilaian Portofolio
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu : 1 Semester
Nama Siswa :
_________________
Kelas/Smt
No
|
SK / KD
|
Skor
|
Prestasi
|
Keterangan
|
|
(1 – 10)
|
T
|
BT
|
|||
1.
|
Menanggapi siaran atau informasi dari televisi/radio
|
||||
2.
|
Dst
|
||||
Total Skor
|
Catatan:
Setiap Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang
masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap
peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Kemudian Guru menjelaskan bobot dari
setiap portofolio yang dibuat.
3. Penutup
Evaluasi pembelajaran yang berpihak pada pengembangan
keterampilan berbahasa dan bersastra adalah evaluasi berbasis kelas karena
pengambilan nilai berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas. Penilaian
harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Teknik penilaian
berbasis kelas yang tepat untuk pembelajaran bahasa dan sastra adalah penilaian
unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, dan
penilaian portofolio.
Daftar Rujukan :
- Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas.
- Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
- Muijs, Daniel dan David Reynolds. 2008. Efective Teaching, teori dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
- Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Iplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
- Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
0 comments:
Post a Comment