• Pages

      Friday, October 28, 2016

      Penilaian Pembelajaran



      Penilaian Pembelajaran
      1.     Pendahuluan
                  Alat penilaian merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati  kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa  seperti: presentasi, diskusi, bermain peran, berpidato, dan membaca puisi. Cara penilaian ini dianggap  lebih autentik daripada tes tertulis karena yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa.    
      Alat penilaian  perlu mempertimbangkan hal-hal berikut; (1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan siswa untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi (2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai, (3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (4) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga mudah diamati, (5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
      Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk  menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan berbicara, misalnya  dilakukan pengamatan atau observasi berbicara yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, berpidato, bercerita, bermain peran dan melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan siswa akan lebih utuh.

      2.     Pembahasan
      Untuk mengamati unjuk kerja siswa dapat menggunakan alat atau instrumen berikut:
      a.  Daftar Cek (Check-list)
      Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh guru.  Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah guru hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik.
      Rubrik Penilaian Berbicara
      No
      Unsur yang dinilai
      SKOR

      1
      2
      3
      4
      5
      1
      Ekspresi Fisik
      a)        Berdiri tegak melihat khalayak
      b)       Mengubah ekspresi wajah sesuai perubahan pernyataan yang disampaikan
      c)        Gerak tubuh dan gerak tangan (unsur kinestik) membantu memberikan penegasan





      2.
      Ekspresi Suara
      a)      Berbicara dengan kata-kata yang jelas
      b)      Nada dan suara berubah-ubah sesuai pernyataan
      c)       Berbicara cukup keras untuk didengar khalayak





      3
      Ekspresi Verbal
      a) Memilih kata-kata yang tepat untuk menegaskan arti
      b)   Tidak mengulang-ulang pernyataan
      c)   Menggunakan kalimat yang lengkap untuk mengutarakan satu pikiran
      d)   Menyimpulkan pokok-pokok pikiran yang penting






      Jumlah Skor





      Skor maksimal adalah 10 x 5 = 50
      Skor Perolehan
      Nilai =  —————————  x  100
      Skor Maksimal
      Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut :
      1).  Jika seorang siswa memperoleh skor 45-59 dapat ditetapkan sangat kompeten
      2).  Jika seorang siswa memperoleh skor 35-44 dapat ditetapkan kompeten
      3).  Jika seorang siswa memperoleh skor 30-34 dapat ditetapkan cukup kompeten
      4).  Jika seorang siswa memperoleh skor kurang dari 30 dapat ditetapkan tidak kompeten.
      b)   Penilaian Sikap
      Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga  sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
      Sikap terdiri atas tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
      Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
      • Sikap terhadap materi pelajaran. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap materi pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri siswa akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
      • Sikap terhadap guru/pengajar. Siswa perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Siswa yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, siswa yang memiliki sikap negatif terhadap guru akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
      • Sikap terhadap proses pembelajaran. Siswa juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung.  Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
      • Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah  rendahnya minat baca, berkaitan dengan materi kebahasaan. Siswa juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif agar mempunyai kegemaran membaca.
      Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
      a.   Observasi perilaku
      Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik  dalam pembinaan.
      Observasi  perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah. Berikut contoh format buku catatan harian.
      Contoh isi Buku Catatan Harian :
      No.
      Hari/ Tanggal
      Nama Siswa
      Kejadian (positif
      atau negatif)
      Tindak Lanjut





      Kolom kejadian diisi dengan kejadian positif maupun negatif. Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk  merekam dan menilai perilaku siswa, bermanfaat pula untuk menilai sikap siswa dan dijadikan bahan penilaian perkembangan siswa secara keseluruhan.


      b.   Pertanyaan langsung
      Pertanyaan langsung berupa pertanyaan atau wawancara. Yang diharapkan dari pertanyaan langsung adalah  sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan siswa tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban”. Berdasarkan jawaban dan reaksi memberi jawaban dapat dipahami sikap siswa terhadap objek sikap.
      c.    Laporan pribadi
      Penggunaan teknik ini adalah  siswa diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapan tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, siswa diminta menulis pandangannya tentang “Kasus KKN” yang terjadi di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh siswa dapat dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.
      c)  Penilaian Tertulis
      Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Tes memiliki reliabilitas bila menghasilkan hasil-hasil yang konsisten selama beberapa kali pengadministrasian atau disajikan dengan beberapa macam bentuk (Arends, 2008: 218). Dalam menjawab soal siswa tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lainnya. Ada dua bentuk soal  tes tertulis, yaitu:

      a.   Memilih jawaban,  yang  dibedakan menjadi:
      • pilihan ganda
      • dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
      • menjodohkan
      • sebab-akibat
      b.   Mensuplai jawaban, dibedakan menjadi:
      • isian atau melengkapi
      • jawaban singkat atau pendek
      • uraian
      Dari berbagai alat penilaian tertulis, tes memilih jawaban benar-salah, isian singkat, menjodohkan dan sebab akibat merupakan alat yang hanya menilai kemampuan berpikir rendah, yaitu kemampuan mengingat (pengetahuan). Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami dengan cakupan materi yang luas. Namun, pilihan ganda mempunyai kelemahan, yaitu siswa tidak mengembangkan sendiri jawabannya bahkan jika siswa tidak mengetahui jawaban yang benar, maka akan menerka saja. Hal ini menimbulkan kecenderungan siswa tidak belajar untuk memahami pelajaran tetapi menghafalkan soal dan jawabannya. Selain itu pilihan ganda kurang mampu memberikan informasi yang cukup untuk dijadikan umpan balik guna mendiagnosis atau memodifikasi pengalaman belajar. Karena itu kurang dianjurkan pemakaiannya dalam penilaian kelas.
      Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari. Siswa mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Alat ini dapat menilai berbagai jenis kompetensi, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Kelemahan alat ini antara lain cakupan materi yang ditanyakan terbatas.
      Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
      • Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diuji;
      • materi, misalnya kesesuian soal dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator pencapaian pada kurikulum;
      • konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas;
      • bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda.
      d)   Penilaian Proyek
      Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
      Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
      Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
      • Kemampuan pengelolaan : kemampuan siswa dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
      • Relevansi : kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
      • Keaslian : proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa  petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.
      Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
      PENILAIAN PROYEK
      MENULIS KARYA TULIS SEDERHANA ( SMP )
      KELOMPOK : ……….. / KELAS ……
      Anggota:  1. ………………                                  4. ………………..
      2. ………………                                  5. ………………..
      3. ………………
      NO.
      TUGAS YG HARUS DIKERJAKAN
      DISELESAIKAN TANGGAL
      KETERANGAN
      PARAF GURU
      1
      Membagikan angket dan interview



      2
      Menganalisis hasil angket



      3
      Menyusun Bab I



      4
      Menyusun Bab II



      5
      Menyusun Bab III



      6
      Menyelesaikan Laporan Awal – Daftar Pustaka



      7
      Penyerahan hasil



      e) Penilaian  Portofolio
      Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya siswa dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
      Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode, hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan siswa. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan siswa dapat menilai perkembangan kemampuan siswa kemudian  melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar siswa melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, catatan perkembangan pekerjaan, hasil diskusi, hasil membaca buku/ literatur, hasil penelitian, hasil wawancara, dsb.
      Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio, antara lain:
      • Karya siswa adalah benar-benar karya sendiri. Guru melakukan penelitian atas hasil karya siswa yang dijadikan bahan penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya sendiri.
      • Saling percaya antara guru dan siswa
      Dalam proses penilaian guru dan siswa harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan saling membantu sehingga proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
      • Kerahasiaan bersama antara guru dan siswa
      Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan siswa perlu dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan sehingga berdampak negatif  pada proses pembelajaran.
      • Milik bersama (joint ownership) antara siswa dan guru
      Guru dan siswa perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
      • Kepuasan
      Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang memberikan dorongan kepada siswa untuk lebih meningkatkan diri.
      • Kesesuaian
      Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
      • Penilaian proses dan hasil
      Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya siswa.
      • Penilaian dan pembelajaran
      Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan siswa.
      Teknik penilaian portofolio memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
      1. Jelaskan kepada siswa bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh siswa sendiri. Dengan melihat portofolionya siswa dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi siswa untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
      2. Tentukan bersama siswa sampel-sampel portofolio apa saja yang akan dibuat. Portofolio antara siswa yang satu dan yang lain bisa berbeda.
      3. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap siswa dalam satu map atau folder di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.
      4. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan siswa sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
      5. Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para siswa. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para siswa. Contoh, Kriteria penilaian kemampuan menulis karangan yaitu: penggunaan ejaan, pilihan kata, kelengkapan gagasan, dan  sistematika penulisan. Dengan demikian, siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha mencapai standar tersebut.
      Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara siswa dan guru perlu membuat perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2 minggu karya yang telah diperbaiki wajib diserahkan kembali.

      Contoh Rangkuman Penilaian Portofolio
      Mata Pelajaran    : Bahasa Indonesia
      Alokasi Waktu     : 1 Semester
      Nama Siswa : _________________                                                              Kelas/Smt
      No
      SK / KD
      Skor
      Prestasi
      Keterangan
      (1 – 10)
      T
      BT
      1.
      Menanggapi siaran atau informasi dari televisi/radio




      2.
      Dst











      Total Skor




      Catatan:
      Setiap Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar yang masuk dalam daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai bukti pekerjaannya. Kemudian Guru menjelaskan bobot dari setiap portofolio yang dibuat.
      3.      Penutup
      Evaluasi pembelajaran yang berpihak pada pengembangan keterampilan berbahasa dan bersastra adalah evaluasi berbasis kelas karena pengambilan nilai berlangsung baik di dalam maupun di luar kelas. Penilaian harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Teknik penilaian berbasis kelas yang tepat untuk pembelajaran bahasa dan sastra adalah penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, dan penilaian portofolio.

      Daftar Rujukan :
      • Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
      • Depdiknas. 2006. Model Penilaian Kelas. Jakarta: Depdiknas.
      • Harsanto, Radno. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
      • Muijs, Daniel dan David Reynolds. 2008. Efective Teaching, teori dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
      • Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
      • Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Iplementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.
      • Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif  berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.







      0 comments:

      Post a Comment

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news