• Pages

      Saturday, November 2, 2013

      ANALISIS KESALAHAN BAHASA



      (Frase, Kata, dan Kalimat)


      BAB I
      PENDAHULUAN

        1. Latar Belakang
      Bahasa adalah suatu fenomena yang menghubungkan antara dunia makna dengan dunia bunyi. Dalam bahasa memiliki cakupan yang begitu luas, sehingga jika membahas segala hal yang berkaitan dengannya maka tidak akan pernah ada habisnya, dan begitu menarik untuk diikuti terus-menerus. sehingga bahasa dimasukkan kedalam materi pembelajaran disekolah-sekolah maupun di perguruan tinggi.
      Dalam pembelajaran berbahasa Indonesia tentunya tak bisa terlepas dengan beberapa komponen dasar yang sering dipakai, entah itu dipakai alam hal berkomunikasi dalam berkehidupan sehari-hari maupun dipakai dalam pembelajaran. Dalam hal ini, yaitu digunakan untuk berkomunikasi antar teman maupun dengan pengajar. Tak hanya itu hal ini juga sering dipakai dalam penulisan maupun pembahasan materi pelajaran.
      Oleh karena itu, kiranya perlu diajarkan kepada peserta didik yang belum begitu mengerti mengenai definisi kata, frasa dan kalimat, maupun mengenai macam-macam yang dimilikinya. Sehingga peserta didik akan mampu menggunakannya dengan baik dan benar, seperti halnya yang diajarkan dalam berbahasa. Yaitu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan Ejaan Yang Diberlakukan (EYD).
      Maka dalam pembuatan makalah kali ini akan dibahas mengenai beberapa hal pokok tersebut, dimana hal ini merupakan hal yang harus diajarkan, dimengerti serta dikuasai oleh peserta didik. Hal ini dapat diajarkan dari tingkat yang bawah hingga tingkat atas, yaitu dimulai dari pendidikan Dasar, Menengah, Atas, hingga pendidikan Perguruan Tinggi. Terutama hal pokok yang sering digunakan atau dibahas dalam pembelajaran yaitu seperti halnya kata, frasa, dan kalimat.
      Biasanya seorang pengajar hanya memberikan gambaran mengenaihal tersebut, sehingga masih banyak peserta didik yang menjadi kebingungan dikala mendapatkan tugas untuk mengerjakannya.

      1.2 Tujuan
      Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini meliputi:
      1. Agar dapat mengetahui tentang definisi kata, frasa dan kalimat.
      2. Agar dapat membuat contoh dari masing-masing pembahasan.
      3. Agar dapat mengetahui apa saja macam-macam pembagian setiap pokok pembahasan.
      4. Agar dapat menjelaskan dan membagi setiap kata, frasa, dan kalimat kedalam masing-masing kategori.
      1.3 Manfaat
      Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini meliputi.
      1. Mengetahui definisi tentang kata, frasa, dan kalimat.
      2. Dapat membuat contoh dari masing-masing pembahasan.
      3. Mengetahui berbagai macam pembagian ataupun pembedaan dari masing-masing pokok pembahasan.
      4. Menjelaskan dan mengetahui pembagian setiap kata, frsa, dan kalimat kedalam masing-masing kategori.
      1.4 Rumusan Masalah
      Beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam pembahasan meliputi:
      1. Bagaimana definisi tentang kata dan kategorinya, ?
      2. Bagaimana definisi tentang frasa, jenis-jenis frasa, dan fungsi frasa?
      3. Bagaimana definisi tentang kalimat dan jenis-jenis kalimat?


      BAB II
      PEMBAHASAN


      Dalam proses belajar dan pembelajaran bahasa Indonesia pastinya takkan bisa terhindar atau dihindarkan jauh-jauh dari beberapa konsep ataupun bagian dasar ini, seperti kata, frasa, dan kalimat. Dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut jelas tidak jauh beda dengan yang sering diajarkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, yakni dengan membahas mengenai beberapa masalah pokok seperti Kata, Frasa, dan Kalimat. Oleh karena itu, akan dibahas mengenaib beberapa bagian tersebut. Yang antara lain sebagai berikut.

        1. Kata
      Dalam berbagai buku linguistik Eropa menyatakan bahwa kata merupakan suatu bentuk yang memiliki susunan fonologis yang stabil, tidak bisa berubah dan memiliki mobilitas dalam kalimat. Batasan tersebut memiliki 2 hal.
      1. Setiap kata memiliki susunan fonem yang urutannya tetap dan tidak dapat berubah, serta tidak dapat diselingi oleh fonem lain. Misalkan kata “sikat” urutan penulisan fonemnya yaitu /s//i//k//a//t/ urutan penulisan tersebut tidak dapat diubah menjadi /s//k//a//i//t/.
      2. Setiap kata memiliki kebebasan untuk berpindah tempat dalam suatu kalimat atau perpindahan tempatnya dapat diisi maupun digantikan dengan kata lain atau dipisahkan dari kata lain.
      Kata menurut tata bahasawan tradisional adalah satuan bahasa yang memiliki satu atau beberapa pengertian. Atau kata adalah deretan huruf yang diapit dua buah spasi dan mamiliki arti. Kata adalah rangkaian dari beberapa huruf ataupun suku kata yang membentuk satu kesatuan dan memiliki sebuah makna. Secara gramatikal kata mempunyai dua status, yakni sebagai satuan terbesar dalam tataran morfologi, dan sebagai satuan kecil dalam tataran sintaksis.
      Sebagi satuan terbesar dalam tataran morfologi, kata dapat dibentuk dari beberapa bentuk dasar (yakni dapat berupa morfem yang terikat maupun bebas, ataupun gabungan morfem) melalui proses suatu morfologi afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi. Bagaimana kata tersebut dibentuk, ternyata telah dibahas dalam buku Morfologi Bahasa Indonesia (chaer, 2008)
      Sebagai satuan terkecil dalam sintaksis kata, khususnya yang termasuk dalam kelas terbuka (nomina, verba, dan adjektiva) dapat mengisi fungsi sintaksis. Contoh.
      Nenek
      Melirik
      Kakek
      Kemarin
      Subjek
      Predikat
      Objek
      Keterangan
      Sedangkan kata-kata dari kelas tertutup (numeralia, preposisi, konjungsi) hanya menjadi bagian dari frase yang mengisi fungsi-fungsi sintaksis itu. Perhatikan kata numeralia seekor, preposisi di, dan konjungsi dan pada klausa berikut:

      Seekor anjing dan seekor kucing berkelahi di dapur.
      Subjek predikat keterangan
      Yang agak berbeda adalah kata dari kelas tertutup yang ttermasuk adverbia. Ada adverbia yang bisa menduduki fungsi keterangan dan ada juga yang menjadi bagian dari frasa lain. Berikut adalah contohnya.
      1. Barangkali dia sakit keras
      Keterangan Subjek Predikat
      1. Nenek sedang membaca komik
      Subjek Predikat Objek

      Pada klausa 1 kata barangkali adalah adverbial yang mengisi fungsi keterangan, dan adverbial sedang pada klausa 2 hanya menjadi bagian dari frasa sedang membaca yang mengisi fungsi predikat.
      Selain kata dari kategori verba, nomina, dan adjektifa, kata dari kategori numeralia, pronominal, dan adverbia ada juga yang dapat berdiri sendiri dalam kalimat minor, akan tetapi kata dari kategori preposisi dan konjungsi tidak bisa. Yang dapat menyatakan suatu perintah, maupun jawaban, contoh.
      Komik’ ( yaitu sebagai sebuah kalimat jawaban atas pertanyaan: apa yang dibaca paimen di kamar?)
      Pinggir’ (yaitu sebagai suatu kalimat perintah dari seseorang penumpang umum kepada sopir)

      2.2 Frasa
      Frasa atau frase adalah sebuah istilah yang digunakan dalam ilmu linguistik. Lebih tepatnya, frase merupakan satuan linguistik yang ukurannya lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frase adalah kumpulan dari kata nonpredikatif. Artinya frase tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itu yang membedakan frase dari klausa dan kalimat
      Frasa adalah satuan bahasa yang terdiri atas dua kata ataupun lebih, dalam sebuah fungsi sintaksis dalam kalimat, dan tidak membentuk suatu makna yang baru. Dengan istilah lain, yaitu dua kata yang memiliki satu atau sebuah fungsi dalam kalimat.contoh dalam kalimat.

      Adik saya senang makan kacang goreng di kamar
      Subjek predikat objek keterangan

      Semua fungsi klausa diatas diisi oleh sebuah frasa; fungsi subjek diisi oleh frasa adik saya, fungsi predikat diisi oleh frasa senang makan, fungsi objek diisi oleh frasa kacang goring, dan fungsi keterangan diisi oleh frasa dikamar.
      Bahwa sebuah frasa bisa terdiri dari dua kata atau lebih dapat dibuktikan dengan jelas dan mendaar. Misalnya, frasa adik saya dapat dirubah menjadi adik saya yang bungsu ataupun adik saya yang tinggal dijalan lemang Jakarta pusat. Begitu pula frasa kacang goreng, dapat dirubah menjadi sebungkus kacang goreng ataupun kacang goreng asin. Sedangkan frasa di kamar dapat dirubah menjadi di kamar ayah, ataupun di kamar belajar kakak.
      Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat non predikatif, lazimnya juga dapat disebut dengan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis didalam kalimat.

      Dilihat dari keutuhannya sebagai frase ada dua macam.
      1. Frasa Eksosentrik
      Adalah frasa yang memiliki hubungan antara kedua unsurnya sangat erat berkaitan, sehingga kedua unsurnya tersebut tidak bisa dipisahkan sebagai pengisi fungsi sintaksis. Contoh dalam kalimat.
      Pasri berjualan di pasar

      Kata yang bergaris bawah tersebut merupakan frasa eksosentrik, karena jika kata pasar atau awalan di- dihilangi maka akan menimbulkan sebuah kejanggalan dalam kalimat tersebut.

      1. Frasa Endosentrik
      Adalah frasa yang salah satu unsurnya dapat menggantikan kedudukan keseluruhannya, atau bila salah satu unsurnya ditinggalkan kedudukanya sebagi pengisi fungsi sintaksis masih bisa diterima. Dengan kata lain adalah frasa yang salah satu unsurnya merupakan unsur inti sedangkan yang lain sebagai pelengkap. Contoh dalam kalimat
      Paijo naik mobil dinas

      Kata yang bergaris bawah terrsebut merupakan frase endosentrik. Karena jika salah satu unsurnya dihilangi tidak akan menimbulkan kejanggalan dalam kalimat tersebut. Bagian yang tidak bisa dihilangkan dalam frase endosentrik disebut inti frase, dan bagian yang dapat ditinggalkan disebut atribut frase. Jadi, pada frase mobil dinas, unsur mobil adalah inti frase dan unsur dinas adalah atribut frase.

      Jika dilihat dari hubungan dari kedua unsurnya dapat diketahui adanya frase koordinatif dan frase subordinatif.
      1. Frase Koordinatif
      Adalah suatu frase yang kedudukan kedua unsurnya sederajat atau setingkat. Misalnya dalam frase nominal koordinatif yaitu seperti, ayah ibu, kampung halaman, ayam itik, utang piutang, dan sawah ladang. Frase verbal koordinatif yaitu seperti, makan minum, jual beli, hilir mudik pulang pergi, dan belajar mengajar. Sedangkan Frase adjektifal koordinatif yaitu seperti, kuat sehat, jauh dekat, baik buruk, tua muda, dan besar kecil.

      2. Frase Subordinatif
      Adalah suatu frase yang kedudukan kedua unsurnya tidak sederajat, unsur yang satu berstatus sebagai atasan dan yang lainnya sebagai bawahan. Contoh frase subordinatif yang berupa frase nominal yaitu seperti, sebuah mobil, mobil dinas, sate ayam dan sate Madura. Frase verbal yaitu seperti, sedang mandi, mandi pagi, belum makan dan makan tangan. dan yang berupa frase adjektifal yaitu seperti, merah muda, jauh sekali, hijau daun dan tidak senang.

      Sebagai pengisi fungsi-fungsi sintaksis frase-farse tersebut juga memiliki kategori, maka dapat dibedakan menjadi beberapa kategori.
      1. Frase Nominal
      Yaitu frase yang mengisi sebagai fungsi subjek maupun fungsi objek, seperti, adik saya, sebuah meja, rumah batu dan rumah makan.
      1. Frase Verbal
      Yaitu frase yang mengisi sebagai fungsi predikatif. Seperti, suka makan, sudah mandi, makan minum, tidak mau datang, dan belum menerima.
      1. Frase Adjektifal
      Yaitu frase yang mengisi sebagai fungsi predikatif. Seperti, sangat indah, bagus sekali, merah muda, sangat senang sekali, dan merah jambu.
      1. Frase preposisional
      Yaitu frase yang mengisi sebagai fungsi keterangan. Seperti, di pasar, ke Surabaya, dari gula dan ketan, kepada polisi dan pada tahun 2002.

      2.3 Kalimat
      Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh, dan diakhiri dengan titik dan penulisannya diawali dengan huruf kapital. Yang merupakan sebuah satuandan berkedudukan diatas klausa dan dibawah wacana.
      Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengunngkapkan satu pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan diucapkan dengan suara yang naik turun, keras lembut, sela atau jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir diikuti kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan antara asimilasi bunyi atau proses fonolagi lainnya. Sehingga dalam pwerwujudan penulisannya diawali dengan memakai huruf kapital dan diakhiri dengan suatu tanda baca.

      Jenis Kalimat
      Banyak nama diberikan orang terhadap adanya jenis atau macam kalimat dalam buku ini diikuti penamaan itu berdasarkan kriteria:
      1. Berdasarkan kategori klausanya dapat dibedakan oleh adanya kalimat verbal, kalimat adjektifal, kalimat nominal, kalimat preposisional, kalimat numeral, dan kalimat adverbial. seperti
      1. Kalimat verbal, yakni kalimat yang predikatnya berupa verba atau frase verbal. Contoh, suka makan, sudah mandi, makan minum.
      2. Kalimat adjektifal, yakni kalimat yang predikatnya berupa ejektiva atau frase ejektifal. contoh, sangat indah, bagus sekali, merah muda,
      3. Kalimat nominal, yakni kalimat yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal. Contoh sebuah meja, rumah batu.
      4. Kalimat preposisional, yakni kalimat yang predikatnya berupa frase preposional. Perlu dicatat kalimat jenis ini hanya digunakan dalam bahasa ragam nonformal. Contoh, di pasar, ke Surabaya.
      5. Kalimat numeral, yakni kalimat yang predikatnya berupa numeralia (menunjukan angka) atau frase numeral. Perlu dicatat kalimat dalam jenis ini hanya digunakan dalam bahasa ragam nonformal. Contoh, Itikku 3 ekor, ayam paijo 55 ekor.
      6. Kalimat adverbial, yakni kalimat yang predikatnya adverbia atau frase adverbial. Contoh, Sakit keras, sedang membaca.

      1. Berdasarkan modusnya atau bentuk sintaksisnya dapat dibedakan oleh adanya beberapa macam kalimat, seperti.
      1. Kalimat berita (deklaratif), yakni kalimat yang berisi tentang pernyataan belaka. Yang dalam bahasa ragam tulis diberi tanda titik. Contoh,
      Nenek membaca komik dikamar.
      Pasinem tertabrak kambing.
      1. Kalimat Tanya (interogatif), yakni kalimat yang berisi pertanyaan, yang perlu diberi sebuah jawaban. Yang diakhiri dengan tanda Tanya, contoh,
      Buku apa yang dibaca paimin?
      1. Kalimat perintah (imperatif), yaitu kalimat yang berisi perintah, dan perlu diberi reaksi berupa tindakan, yang penulisannya diberi tanda seru, contoh,
      Baca novel itu!
      1. Kalimat seruan (interjektif), yaitu kalimat yang menyatakan suatu ungkapan perasaan, yang diberi tanda seru, contoh.
      Maju!
      Hore!
      Serbu!.

      1. Jika dilihat Berdasarkan kelengkapan dari unsur-unsurnya dapat dibedakan menjadi kalimat mayor dan kalimat minor.
      1. Kalimat mayor, yaitu kalimat yang memiliki unsur yang lengkap, dikatakan memiliki unsur yang lengkap karena terdiri ataupun terdapat unsur Subjek, predikat dan objek. Contoh kalimat
      Paiman menulis surat cinta
      1. Kalimat minor yaitu kalimat yang unsur-unsurnya tidak lengkap, contoh
      Di comal (yang merupakan jawaban dari pertanyaan, kamu tinggal dimana?)


      1. Jika diamati Berdasarkan susunan subjek dan predikatnya dapat dibedakan menjadi kalimat biasa dan kalimat inversi.
      1. Kal biasa, yaitu kalimat yang tersusun selayaknya, dalam hal ini yaitu tersusun dengan pola yang benar. contoh
      Srintil mengangis semalaman.
      1. Kalimat inversi, yaitu kalimat yang susunannya terbalik, contoh
      Menangis Srintil semalam.
      BAB III
      PENUTUP


      1. Simpulan
      Dalam proses belajar dan pembelajaran bahasa Indonesia pastilah takkan bisa terhindar jauh-jauh dari bebrapa konsep dasar ini, seperti kata, frasa, dan kalimat. Dalam berbagai buku linguistik Eropa menyatakan bahwa kata merupakan suatu bentuk yang memiliki susunan fonologis yang stabil, tidak bisa berubah dan memiliki mobilitas dalam kalimat. Sebagi satuan terbesar dalam tataran morfologi, kata dapat dibentuk dari beberapa bentuk dasar (yakni dapat berupa morfem yang terikat maupun bebas, ataupun gabungan morfem) melalui proses morfologi afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi.
      Frasa adalah satuan bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih, dalam sebuah fungsi sintaksis dalam kalimat, dan tidak membentuk makna baru. Dengan istilah lain, yaitu dua kata yang memiliki satu atau sebuah fungsi dalam kalimat. Yang meliputi frasa eksosentrik dan frasa endosentrik, juga ada frasa koordinatif dan frasa subordinatif.
      Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang mengunngkapkan satu pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan diucapkan dengan suara yang naik turun, keras lembut, sela atau jeda, Berdasarkan kategori klausanya, berdasarkan modusnya, Berdasarkan kelengkapan unsurnya, dan Berdasarkan susunan subjek dan predikatnya

      1. Saran
      Untuk dapat mewujudkan sebuah pembelajaran yang berhasil, sebaikanya seorang pengajar haruslah mendidik dan mengajar peserta didiknya dengan penuh kasih sayang layaknya seorang orang tua denngan anaknya. Sehingga dengan adanya kasih sayang tersebut, maka peserta didik akan dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan baik. Selain itu seorang pengajar haruslah memperhatikan setiap tingkah laku dari peserta didiknya, jika memerlukan sosok seorang ibu atau bapak seorang pengajar harus mampu memberikannya, demi kelancaran proses pembelajaran.
      Oleh karena itu seorang pengjar harus mampu memperhatikan keadaan jiwa peserta didik. Sehingga dalam proses pembelajaran bahasa yang terutama saat membahas masalah kata, frasa, dan kalimat akan dapat berjalan dengan lancer tanpa ada kendala apapun.





      DAFTAR ISI


      Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta



      0 comments:

      Post a Comment

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news