• Pages

      Saturday, November 2, 2013

      Problematika Minat Baca Anak Didik Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia


      PROBLEMATIKA
      PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
      (Problematika Minat Baca Anak Didik Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia)
      Oleh : Kusnadi

      Abstrak

      Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang dikenal sejak tingkat Sekolah Dasar, hal ini dapat terlihat layaknya proses mentari pagi yang terbit dipagi hari menghilang kegelapan dengan hamparan jubah emasnya. Fase inilah yang merupakan awal perkenalan antara seorang anak dengan pelajaran membaca dalam pelajaran bahasa Indonesia untuk pertama kalinya. Membaca dengan suara yang lantang, merupakan hal utama yang bisa dilakukannya. Tetapi yang memprihatinkan yaitu tiada pelajaran yang mengangkat tentang peningkatan membaca hingga jenjang Sekolah Menengah Umum (SMA). Tiada perubahan yang nyata dan berarti dalam pendidikan bahasa Indonesia.

      1. PENDAHULUAN
      1. Latar belakang Masalah
      Membaca adalah jendela dunia, karena dengan membaca maka manusia dapat mengetahui banyak hal yang tidak diketahuinya. Kemampuan dan kemauan membaca akan mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan (skill) seseorang. Semakin banyak membaca dapat dipastikan seseorang akan semakin banyak tahu dan banyak bisa, artinya banyaknya pengetahuan seseorang akan membantu dirinya dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak dikuasainya, sehingga seseorang yang banyak membaca memiliki kualitas yang lebih dari orang yang sedikit membaca. Di indonesia sendiri kebiasaan membaca belum terlihat menggejala. Kebiasaan membaca hanya menjadi perilaku sebagian kecil masyarakatnya, sehingga kemampuan membaca masyarakat indonesia menjadi rendah.
      Membaca merupakan suatu hal yang komplek, dalam artian antara membaca dan menulis memiliki tujuan untuk menambah informasi. Membaca merupakan salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok yang harus dibina dan dikembangkan sejak dini, yaitu menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca dan menulis. Dua kemampuan pertama terdapat dalam komunikasi lisan, dan dua kemampuan yang berikutnya terdapat dalam dalam kkomunikasi tulisan. Urutan demikian didasarkan pada pemerolehan dan perkembangan bahasa. Anak-anak secara alamiah muula-mula melakukan menyimak bahasa (ujaran-ujaran) dari lingkungan sekitarnya, dan dengan potensi kebahasaan yang ada dalam dirinya itu memperoleh suatu kaidah-kaidah bahasa bersangkutan. Kemudia memperoleh kemampuan berbicara, setelah menguasai dua kemampuan tersebut dia dapat belajar untuk membacadan kemudian menulis.
      Kemapuan membaca dengan baik merupakan sebuah prestasi seseorang yang paling berharga. Dalam dunia ini merupakan sebuah dunia baca (Bond, pinker &wasson, 1979: 3). Semakin banyak membaca maka semakin banyak pula informasi yang bisa kita peroleh, dan semakin banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki. Hal ini tentu saja terkait dengan bebrapa keterampilan berbahasa seperti menyimak, berbicara, menulis dan membaca yang merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh seseorang, dalam hal ini terutama anak-anak. Agar seorang anak bisa menjadi pembaca yang baik dan setia jelas diperlukan adanya bimbingan dari orang tua dan guru.
      Dunia ini merupakan dunia baca. Tanpa banyak membaca seseorang tidak mampu mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inforrmasi. Membaca juga mempengaruhi seorang anak dalam menjalani kegiatan sehari-hari sebagai seorang pelajar dalam sekolah. Jika seorang anak tidak dapat membaca dengan baik dan benar tentu akan mempengaruhi keberhasilannya dalam pembelajaran.
      Jika ingin menjadi seorang pembaca yang terus berharap untuk mampu meningkatkan kemampuannya dalam membaca, maka secara mandiri harus tetap berusaha semaksimal mungkin. Sehingga pembaca mampu menyerap berbagai informasi yang bermanfaat dengan efektif dan efisien dari berbagai sumber bacaan, baik untuk studi, bidang usaha, maupun kesenangan pribadi.
      Selama ini, salah satu penyebab kegagalan membaca salah satunya disebabkan oleh pembaca itu sendiri, yaitu tidak dimilikinya kiat yang tepat dan benar. Kiat membaca harus disesuaikan dengan tingkatan kemampuan baca. Seorang pembaca yang memiliki kemampuan seperti membaca bawah atas, metode dasar,dan teknik dasar. Untuk pembaca yang kemampuannya sedang atau menengah cocok jika memilih dan menerapakan model membaca atas bawah, metode menengah dan teknik menengah. Bagi pembaca yang sudah dalam tingkat mahir, lebih tepat jika memilih dan menggunkan model membaca timbal balik, metode lanjutan serta teknik lanjutan.

      1. Permasalahan
      1. Apa sajakah yang menyebabkan seorang anak kehilangan minat dan kemampuan dalam membaca pada pembelajaran bahasa Indonesia?
      2. Bagaimanakah solusi dari permasalahan tersebut?


      1. PEMBAHASAN

      Sejauh ini pengajaran dalam membaca didunia pendidikan masih saja belum ada suatu perubahan yang nyata dan signifikan dalam penerapannya dalam pembelajaran pada tiap tingkatan jenjang pendidikan. Sehingga pendidikan yang mengajarkan tentang pembelajaran membaca dalam bahasa Indonesia merupakan suatu hal yang masih sangat langka.
      Hal ini dapat diketahui dari proses pembelajaran yang telah dirasakan selama ini, sejak masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD), Sekoah Meengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) belum ada satupun yang memberi pengetahuan dasar mengenai membaca secara mendetail. Sehingga tak khayal jika kebanyakan peserta didiknya hanya bisa membaca segala hal yang dianggapnya menarik, dan menghibur. hal inilah yang menyebabkan peserta didik tak dapat menumbuhkan semangatnya untuk membaca, baik dalam hal membaca buku pelajaran, cerita, maupun buku-buku yang memberikan informasi diluar buku pelajaran. Hal ini bisa dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang variasi-variasi atau teknik-teknik yang ada dalam membaca.
      Selama ini pembelajaran membaca hanya sebatas pengetahuan yang membahas cara-cara membaca yang baik dan benar saja, sehingga tidak menyentuh sedikitpun mengenai bagaimana cara untuk menyemikan dan menumbuhkan minat baca pada anak. Dalam hal ini, untuk menumbuhkan minat baca pada anak saat usia dini. Diusia inilah yang dinilai sebagai usia produktif untuk memacu semangat anak senang membaca. Saat memasuki usia remaja dia tidak akan merasa asing ataupun malas untuk membaca, selama proses inilah diperlukan pengenalan menganai segala hal yang berkenaan dengan membaca. Seperti halnya, tujuan membaca, metode-metode dalam membaca, model-model membaca dan teknik-teknik dalam membaca.
      Beberapa faktor lain yang menyebabkan rendahnya minat baca pada siswa :
      1. Bacaan yang kurang memikat dan minimnya sarana yang ada di perpustakaan menjadi faktor utama penyebab minat baca siswa rendah. Dengan kondisi kualitas buku bacaan yang memprihatinkan, padatnya kurikulum, dan metode pembelajaran yang menekankan hafalan materi justru ‘membunuh’ minat membaca. Menurut Prof. Dr. Riris K. Toha Sarumpaet, Guru besar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ini melihat, sekolah tidak memadai sebagai tempat untuk menumbuhkan minat baca anak didik. Hal ini, menurut dia, tidak terlepas dari kurikulum pendidikan. Kurikulum yang terlalu padat membuat siswa tidak punya waktu untuk membaca. Selain itu kondisi buku –buku di perpustakaan yang berantakan, berdebu, dan tak teratur menambah berkurangnya minat untuk membaca. Jangankan membaca, mengunjungi saja, terkadang sungkan, dikarenakan kondisi yang tidak bersih dan tidak teratur.. Oleh karena itu, perpustakaan merupakan wacana baca yang mampu menyediakan beragam buku baik fiksi nonfiksi, referensi, atau nonbuku seperti majalah, koran, kaset serta alat peraga, wajib dimiliki setiap kampus.
      2. Harga buku-buku saat ini relatif cukup mahal. Selain itu banyak juga buku dari terjemahan asing, Dengan demikian apabila harga buku dapat terjangkau oleh setiap kalangan, maka minat membeli buku bacaan oleh siswa maupun orang tua bisa bertambah. Salah satu solusinya dengan mengurangi pajak buku.
      3. Terbatasnya perpustakaan disekolahan yang hanya di buka, ketika waktu sekolah saja, yaitu dari hari senin sampai hari jumat. Perpustakaan daerah juga, hanya di buka pada hari kerja saja, hal ini membuat sedikit yang digunakan waktu untuk berkunjung ke perpustakaan
      Membaca adalah suatu cara untuk membina nalar sesesorang. Kemampuan membaca merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan dalam kehidupan dewasa ini, dimana informasi tentang berbagai ilm pengetahuan dan teknologi mengalir dengan deras. Semakin perlu lagi diabad 21 ini, dimana arus informasi lebih mengalir deras. Kemampuan membaca ini dimaksudkan menuntut kemandirian seseorang, maka dapat dikatakan bahwa membaca adalah suatu cara terbaik untuk membina kemandirian. Maka agar bisa memahami bahasa yakni dengan membaca, karena proses-proses kegnitif (penalaran) lah yang bekerja lebbih utama.
      Masalah ini membutuhkan penangan yang khusus untuk menanggulanginya, sehingga masyarakat atau siswa dapat memiliki keinginan untuk selalu membaca. Tetapi yang menjadi kendala, jikapun minat, semangat, dan motifasi membaca tersebut dapat ditumbuhkan. Tetapi dari segi sarana prasarana yan mendukung terjadinya kegiatan membaca inilah yang menjadi problem selanjutnya. Kurangnya buku diperpus, dan mahalnya buku inilah yang kemudian melunturkan keinginan untuk membaca. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan membaca masyarakat terutama anak didik, diantaranya:
      1. Permasalahan di Dalam Lingkungan Sekolah.
      Sekolah (pendidikan) merupakan salah satu tempat yang dipercaya untuk melahirkan masyarakat (siswa) yang mampu membaca dan memiliki bermacam pengetahuanlebih. Rendahnya minat dan kemampuan membaca siswa akan memberi pengaruh pada kemampuan akademik siswa yang bisa berdampak pada kualitas kelulusan. Oleh sebab itu perlu diketahui beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan membaca siswa di sekolah antara lain yaitu:
      • Terbatasnya sarana dan prasarana membaca, seperti ketersediaan perpustakaan dan buku-buku bacaan yang kurang bervariasi. Masih banyak sekolah di Indonesia yang masih mengandalkan ketersediaan buku paket untuk kegiatan belajar di kelas, padahal ketersediaan buku-buku bacaan penunjang yang menarik dan bermutu akan memotivasi siswa dalam memperluas pengetahuannya. Koleksi buku perpustakaan masih didominasi oleh koleksi buku paket ataupun buku yang sudah usang. Bahkan fasilitas ruangan perpustakaan masih sumpek, sempit, kurang ventilasi (gerah), penataan buku tidak teratur dan pada dasarnya belum memberikan kenyamanan, sehingga kegiatan membaca dalam perpustakaan menjadi membosankan, tidak mengasyikkan dan tidak nyaman.
      • Situasi pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga belum bisa memotivasi siswa untuk mempelajari buku-buku tertentu di luar buku paket. Pembelajaran di kelas lebih berpusat pada guru atau sekedar kegiatan transfer ilmu saja, dimana siswa hanya dijejali terus menerus oleh informasi/pengetahuan dari guru dan jarang diajak berdiskusi atau diberi penjelasan mengenai permasalahan tentang materi yang dibahas untuk diselesaikan secara bersama-sama. sehingga siswa tidak termotivasi untuk mencari informasi dari sumber yang lain dan tidak terlatih untuk menambah pengetahuan melalui membaca.
      • Kurangnya metode, teknik, dan model (dari guru) bagi siswa dalam hal membaca. Beberapa guru belum menjadikan membaca sebagai kebutuhan pendidikan yang utama dan pertama. Siswa lebih sering melihat gurunya bersantai, bersendau gurau, pada saat waktu luang. Sehingga siswa tidak memiliki tauladan dari guru dalam hal gemar membaca.
      • Kurangnya kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk melakukan aktivitas membaca. Seperti diadakannya lomba membaca, mengadakan tugas membaca, seperti membaca cerita baik itu cerpen maupun novel, secara tidak langsung teknik tersebut mampu merangsang siswa untuk terus berusaha membaca..
      2. Permasalahan Di Luar Lingkungan Sekolah
      Dalam hal ini permasalahan yang sering muncul adalah menyangkut dengan perkembangan teknologi yang semakin mutakhir, selain itu faktor dari keluarga juga dapat mempengaruhi seorang anak dalam kebiasaan membaca.
      • Berkembangnya teknologi informasi menggeser dan menglahkan minat baca anak terhadap aktivitas membaca buku. Gencarnya siaran Televisi (TV) yang mampu menawarkan beragam tayangan yang menarik sangat mampu menyita perhatian banyak anak, namun hal ini tidak diiringi dengan gencarnya sajian yang semakin menarik dari kalangan media cetak atau buku. Apalagi aktivitas membaca lebih membutuhkan kemampuan kosentrasi yang lebih dan keaksaraan/kebahasaan dari pada aktivitas menonton TV atau mendengar radio, sehingga menjadikan aktivitas membaca terkesan lebih berat (sulit).
      • Berkembangnya tehnologi ‘jempol’ (hand-phone, internet) menggeser minat manusia terutama dikalangan sisiwa terhadap buku. Munculnya perangkat komunikasi bernama hand-phone yang menawarkan berbagai program murah berkomunikasi menjadi salah satu penyebab rendahnya kemauan membaca seseorang karena orang lebih sering menghabiskan waktunya untuk mengirim sms dan ngobrol lewat handphone dari pada menghabiskan waktu untuk membaca, walaupun isi komunikasi tersebut boleh dibilang kurang bahkan tidak begitu penting. Demikian juga dengan maraknya program komunikasi yang menggunakan internet seperti Twitter, friendster, yahoo mail (ym) dan facebook ternyata juga mampu mengalihkan perhatian sebagian besar sisiwa dari pada kebutuhan membaca anak. Melalui program membaca bersama antara orang tua dan anak, anak-anak akan menjadi termotivasi dan akan suka mengisi waktu luangnya dengan aktivitas membaca, sehingga mereka dapat membiasakan diri untuk suka membaca baik bersama orang dewasa maupun bersama teman yang lain.
      • Banyaknya keluarga yang belum menanamkan tradisi wajib membaca. Untuk membentuk anak-anak yang memiliki kemampuan gemar membaca harus di mulai dari lingkungan terdekat anak yaitu keluarga. Karena dalam keluargalah anak akan meniru apa yang telah menjadi kebiasaan anggota keluarganya terutama orangtua. Tapi kenyataan yang banyak terjadi kebanyakan orangtua terutama ibu dari anak-anak indonesia lebih suka menonton TV dari pada membacakan buku untuk anak-anaknya di rumah, mereka lebih sering membiarkan anak menonton TV dari pada harus repot-repot melatih kebiasaan membaca yang mungkin dapat dimulai dengan membacakan buku cerita, sehingga anakpun lebih akrab dengan TV dari pada dengan buku.
      SOLUSI
      Dalam mengantisipasi berbagai masalah yang telah dihadapi oleh semua orang terutama peserta anak tentang minat membaca, maka dari itu dapat ditemukan beberapa solusi untuk menanggulangi masalah-masalah dalam membaca. Oleh karena itu, anak juga perlu melakukan sesuatu agar dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat bacanya, yaitu:
      1) Yakin bahwa gemar membaca merupakan hal yang terbaik untuk dapat bersaing di era global,
      2) Mmemiliki niat yang tulus untuk membaca,
      3) Library visit, seringlah mendatangi perpustakaan setiap ada waktu luang,
      4) Menambah wawasan dengan menyisihkan uang lebih untuk membeli buku, minimal satu buku setiap bulannya, bukan membeli pulsa
      5) Mulailah membaca sebuah buku dengan membaca daftar isinya terlebih dahulu,
      6) Catatlah setiap ada informasi penting dari buku yang Anda baca, dan
      7) Having funs with book, bersenang-senang dengan buku, dan
      8) Book talks, atau ceritakan atau menyampaikan informasi yang telah diperoleh setelah membaca buku kepada teman Anda, begitu juga sebaliknya.

                Ketika minat baca sudah tumbuh pada diri siswa, lanjutkan dengan meningkatkan
      kemampuan membaca efektif tersebut. Beberapa kiat yang dapat harus dilakukan adalah:
      1) Berlatih menggerakkan mata dengan leluasa dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan atau sebaliknya,
      2) Tingkatkan kemampuan mengingat dengan mencoba mengingat kembali kalimat atau ide pokok setiap paragraf yang telah dibaca,
      3) Mencoba berlatih membaca cepat setiap surat kabar yang ada dengan cara memahami letak isi utama setiap jenis tulisan, misalnya untuk berita pada lead/kepala berita,
      4) Berusahalah memegang buku dan pena di mana pun Anda berada dengan membaca daftar isi setiap buku, dan
      5) Lakukan kegiatan membaca buku yang Anda pilih setelah membaca daftar isinya di setiap ada kesempatan.

      Hal yang bisa digunakan untuk menumbuhkan sdemangat dan membangun budayan Cinta
      Baca dapt dimulai dari lingkungan Keluarga
      a.Menumbuhkan minat membaca anak sejak usia dini (pra sekolah)
      • Mengenalkan buku-buku bacaan yang menarik perhatian anak seperti buku cerita atau buku bergambar. Minat membaca pada anak dibangun mulai dari minat terhadap buku, ketertarikan pada buku akan merangsang anak termotivasi memiliki kemampuan membaca dan membaca lebih banyak.
      • Membawa anak sesering mungkin ke pusat-pusat buku, seperti perpustakaan, toko buku, bursa buku (book fair), dll.
      • Membantu anak merancang kegiatan bermain yang melibatkan buku, seperti bermain peran menjadi pelayan di toko buku, membuat kliping bergambar dari buku, majalah atau koran tentang sesuatu misalnya buah-buahan, binatang , dll.
      • Memberikan reward atas keberhasilan anak dengan hadiah buku.
      b. Menyediakan perpustakaan keluarga. Ketersediaan perpustakaan kecil keluarga akan membantu anggota keluarga terbiasa akrab dengan buku saat berada di rumah dan pada waktu-waktu berkumpul bersama anggota keluarga, hal ini juga membantu anak mengenali dan menyukai buku sejak dini walaupun buku tersebut sudah pernah dilihat/dibacanya, terkadang anak tidak bosan untuk membaca ulang.
      c.  Menyediakan program wajib baca dalam keluarga. Orangtua perlu menetapkan jam wajib baca. Tiap anggota keluarga; orangtua, anak-anak dan semua yang tinggal dalam rumah diminta untuk mematuhinya. Sebaiknya orangtua menyisihkan waktunya untuk membaca buku, atau sekadar menemani anak-anaknya membaca buku. Dengan begitu, anak-anak akan mendapatkan contoh langsung dari kedua orang tuanya.
      Minat baca harus dipupuk sejak dini, dalam hal ini perpustakaan sekolah sangat berperan dalam
      menumbuh kembangkan minat untuk membaca buku. Sebenarnya banyak cara untuk
      meningkatkan minat baca siswa dengan berbagai macam kegiatan yang rekreatif dan mendidik,
      antara,lain
      1. Membuat madding.
      2. tersedianya tempat koran, sebagai media rekreatif setelah siswa penat dengan pelajaran sehari-hari sehingga media koran/surat kabar dapat dijadikan sebagai alternatif media belajar dan ilmu pengetahuan
      3. mengadakan lomba sinopsis, dengan membuat sinopsis sebenarnya siswa diajarkan untuk menangkan gagasan ke dalam sebuah tulisan.
      4. membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan, misalnya setiap hari rabu kelas 5 dan 6 diwajibkan berkunjung ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini pustakawan berperan aktif sebagai pustakawan referens. Jika, siswa ada yang bertanya tentang referensi sebuah mata pelajaran.
      5. mewajibkan semua siswa, guru, dan karyawan sekolah untuk membudayakan membaca, dan membuat slogan di kelas seperti “Tiada Hari Tanpa Membaca”, “Gunakan waktu luang untuk membaca”, dan “Buku adalah jendela ilmu pengetahuan”. Dengan membuat kegiatan yang bersifat rekreatif dan edukatif diharapkan dapat membangun minat baca di kalangan siswa.


      1. PENUTUP

      1. Simpulan
      Membaca adalah jendela dunia, karena dengan membaca maka manusia dapat mengetahui banyak hal yang tidak diketahuinya. Kemampuan dan kemauan membaca akan mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan (skill) seseorang. Semakin banyak membaca dapat dipastikan seseorang akan semakin banyak tahu dan banyak bisa, artinya banyaknya pengetahuan seseorang akan membantu dirinya dalam melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak dikuasainya, sehingga seseorang yang banyak membaca memiliki kualitas yang lebih dari orang yang sedikit membaca. Di indonesia sendiri kebiasaan membaca belum terlihat menggejala. Kebiasaan membaca hanya menjadi perilaku sebagian kecil masyarakatnya, sehingga kemampuan membaca masyarakat indonesia menjadi rendah.
      Dunia ini merupakan dunia baca. Tanpa banyak membaca seseorang tidak mampu mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inforrmasi. Membaca juga mempengaruhi seorang anak dalam menjalani kegiatan sehari-hari sebagai seorang pelajar dalam sekolah. Jika seorang anak tidak dapat membaca dengan baik dan benar tentu akan mempengaruhi keberhasilannya dalam pembelajaran.
      Selama ini pembelajaran membaca hanya sebatas pengetahuan yang membahas mengenai cara-cara membaca yang baik dan benar saja, sehingga tidak menyentuh sedikitpun hal mengenai bagaimana cara untuk menyemikan dan menumbuhkan minat baca pada anak. Sekolah (pendidikan) merupakan sebagai salah satu tempat yang dipercaya untuk melahirkan masyarakat (siswa) yang mampu membaca dan memiliki bermacam pengetahuan yang lebih. Rendahnya minat dan kemampuan membaca siswa akan memberi pengaruh pada kemampuan akademik siswa yang bisa berdampak pada kualitas kelulusan.
      Kemampuan membaca merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan dalam kehidupan dewasa ini, dimana informasi tentang berbagai ilm pengetahuan dan teknologi mengalir dengan deras. Semakin perlu lagi diabad 21 ini, dimana arus informasi lebih mengalir deras. Kemampuan membaca ini dimaksudkan menuntut kemandirian seseorang, maka dapat dikatakan bahwa membaca adalah suatu cara terbaik untuk membina kemandirian. Oleh karena itu, Minat baca harus dipupuk sejak dini, dalam hal ini perpustakaan sekolah sangat berperan dalam menumbuh kembangkan minat untuk membaca buku, selain perpustakaan peran orang tua juga mempengaruhi tumbuhnya minat baca pada anak.

      `2. Saran

      1. Penumbuhan Motivasi dan Budaya Membaca.

      2. Perlunya pemahaman oleh seorang guru bahwa ” peserta didik ibarat BALITA ”. Mereka akan menirukan apa yang mereka lihat.
      3. Memilih strategi pembelajaran yang mampu menarik perhatian serta keterlibatan siswa secara aktif dikelas.
      4. Mengadakan pelajaran mengenai membaca secara betahap disetiap jenjang pendidikan.
      5. Membuat perpustakaan yang bersuasana nyaman dan mengasikkan, memiliki koleksi buku yang lengkap, sehingga bisa menjadi ruang kedua dalam sekolahan bagi siswa.
      6. Mampu mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang siswa untuk melakukan aktivitas membaca.
      7. Mampu menghadirkan Situasi pembelajaran yang bervariasi sehingga bisa menarik minat dan semangat siswa untuk membaca.
















      DAFTAR PUSTAKA


      Tarigan, Hendri Guntur. 1994. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

      Tampubolon. 2008. Kemampuan Membaca (Teknik Membaca Efektif dan Efisien).
      Bandung: Angkasa.

      Haryadi. 2008. Retorika Membaca (Model, Metode, dan teknik). Semarang:
      Rumah Indonesia

      www.pemustaka.com/perpustakaan-kampus-24-jam-untuk-mahasiswa-yang-cerdas.html -

      husnulf.wordpress.com/2010/10/31/pendidika/

      guru-umarbakri.blogspot.com/.../meningkatkan-minat-baca-siswa.html

      kangbudhi.wordpress.com ›


      pustakawan.pnri.go.id/.../MENINGKATKAN_MINAT_BACA_MASYARAKAT.doc

      saipuddin.wordpress.com/.../7-penyebab-rendahnya-minat-baca


      suksesbersamasukarto.blogspot.com/.../problematika-pembelajaran-aspek.html


      0 comments:

      Post a Comment

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news