• Pages

      Saturday, November 2, 2013

      KRITIK SASTRA



      NOVEL – NOVEL KARYA ANAK BANGSA


      Abstrak
      Mata Pelajaran Sastra Indonesia mulai dikenalkan pada anak pada tingkat Sekolah Dasar. Mereka mulai belajar dari awal mulai dari membaca, menulis, menyimak, dan membaca. Pada fase inilah materi pelajaran Bahasa Indonesia diberikan dan pelajaran sastra anak mulai di sisipkan didalamnya, sampai ke tingkat selanjutnya mulai ada perubahan yang signifikan. Seperti halnya novel, apalagi novel yang bertema percintaan, kehidupan, dan persahabatan dapat mengacu atau menarik ketertarikan masyarakat terhadap novel. Apalagi jika novel tersebut dibuat menjadi sebuah film yang sanggup menyuguhkan panorama dan suasana yang belum pernah dilihat, pasti menambah ketertarikan penonton.

      Kata Kunci : Sastra, Novel, Dan Film

      1. PENDAHULUAN
        1. Latar Belakang
      Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang begitu diminati dan disukai oleh masyarakat, karya sastra terutama bentuk novel merupakan karya yang begitu disukai selain cerpen, puisi, komik, ataupun dongeng. Nilai-nilai yang terdapat didalamnya, maupun contoh-contoh yang baik membuat masyarakat selalu menantikan munculnya karya-karya selanjutnya, hal semacam ini terjadi karena dalam penceritaannya selalu bervariasi, dan berwarna sehingga sanggup membuat pembaca menjadi terpesona dan merasa terhanyut disepanjang jalannya cerita tersebut.

        1. Metode Pendekatan
      Berbagai macam pendekatan yang ditemui dalam mengannalisis karya sastra yakni meliputi pendekatan objektif, pendekatan pragmatik, pendekatan ekspresif, dan pendekatan mimetik. Dari keempat pendekatan tersebut, maka pendekatan yang sesuai dan berkesinambungan dengan novel “Ketika Cinta Bertasbih” adalah pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatik ini memiliki pengertian sebagai nilai guna atau manfaat untuk membantu menemukan suatu kesenangan estetik, mendapatkan pendidikan, dan mendapatkan pembelajaran politik.
      Selain itu, pendekatan pragmatik memiliki orientasi yang cenderung menimbang pada nilai keberhasilan untuk mencapai tujuan, sebagai alat atau sarana untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan. Bebarapa manfaat yang dimiliki pendekatan pragmatic bagi kehidupan pembaca, yaitu
      (1) manfaat pendidikan,
      (2) mafaat kepekaan batin atau sosial,
      (3) manfaat menambah wawasan, dan
      (4) manfaat mengembangkan kejiwaan atau kepribadian bagi pembaca.
      Apabila seorang pembaca mampu melaksanakan pesan moral, ajaran budi pekerti, dan teladan-teladan kebajikan didalam karya sastra tersebut, tentu mampu mengembangkan jiwanya dan membentuk budi pekerti yang saleh dan luhur. (Suroso, dkk. 24-26)

        1. Landasan Teori
      Teori yang digunakan dalam menganalisis novel – novel ini yaitu estetika dan stilistika. Estetika adalah ilmu tentang keindahan atau cabang filsafat yang membahas tentang keindahan yang melekat dalam suatu karya sastra seni. Sementara itu, kata estetis sendiri berartinya indah, tentang keindahan, atau mempunyai nilai keindahan. Sehingga ada nilai yang terpancar dalam karya sastra, sepert keindahan seni merangkai kata, atau menyusun bahasa. Susunan bunyi dan kata-kata dalam karya sastra mampu menimbulkan irama yang merdu, nikmat didengar, lancar diucapkan, dan menarik untuk didendangkan. Nilai estetis mampu memberi hiburan, kenikmatan, dan kebahagiaan batin ketika karya sastra dibaca atau didengarnya. (Suroso, dkk. 21)
      Stilistika adalah cabang ilmu lnguistik terapan yang mengarah kepada studi tentang gaya (style) atau kajian terhadap wujud pemakain kebahasaan, khususnya yang terdapat dalam karya sastra. Sedangkan gaya (style) adalah hal yang pada umumnya tidak lagi mengandung sifat kontroversial, menyaran pada pengertian cara penggunaan bahasa dalam konteks tertentu, oleh pengarang tertentu, dalam bentuk tertentu, dan untuk tujuan tertentu. Itulah sebabnya gaya (style) sangat tergantung pada konteks, bentuk, dan tujuan yang hendak dicapai, dan bertujuan untuk memperoleh efek artistik yang bermakna. (Suroso, dkk. 158).
      Dalam pengertian paling luas, stilistika dan estetika bekerja saling meliputi, stilistika mengimplikasikan keindahan, demikian sebaliknya, keindahan melibatkan berbagai sarana yang dimiliki oleh gaya bahasa. Stilistika berkaitan dengan medium utama, yaitu bahasa, keindahan berkaitan dengan hasil akhir dari kemampuan medium itu sendiri dalam menampilkan kekhasannya. (nyoman kutha ratna, 251-252)

      1. PEMBAHASAN
      Novel merupakan salah satu dari jenis karya satra yang begitu disukai oleh masyarakat, selain itu karya sastra bentuk novel merupakan karya yang begitu diminati selain cerpen, puisi, komik, ataupun dongeng. Sehingga masyarakat selalu menantikan kehadiran terbitnya karya-karya selanjutnya, hal ini terjadi karena karakter dari penceritaan tiap novel selalu bervariasi, sanggup membuat pembaca menjadi takjub dan seolah-olah pembaca ikut terhanyut dalam jalannya alur cerita.
        1. Laskar Pelangi
      Dalam pembahasan mengenai novel ini menggunakan pendekatan pragmatik dan structural, tetapi yang mendominasi adalah pendekatan pragmatik. Ini bisa dilihat dari pembaca yang larut dalam cerita novel Laskar Pelangi. mengenai pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita tersebut. Karena dalam pembahasan novel “Laskar Pelangi” menceritakan tentang perjuangan 12 anak tidak mampu yang berusaha untuk meraih pendidikan walau mereka berasal dari lingkup keluarga yang tidak mampu.
        1. Sang Pemimpi
      Novel Sang Pemimpi dalam pembahasanya menggunakan pendekatan ekspresif yang mempunyai arti pendekatan yang tidak semata-mata memberikan perhatian terhadap karya itu diciptakan. Namun penulis ingin memberikan sebuah motivasi dan gambaran kepada pembacanya bahwa dengan semangat yang tinggi semua orang apat mewujudkan mimpi-mimpinya, dan bahwasanya mimpi itu bukan hanya sekedar bunga tidur saja. Akan tetapi dengan niat dan tekad serta kemauan yang keras apapun mimpi itu pasti tercapai.

        1. Ayat- Ayat Cinta
      Dalam pembahasan novel Ayat-Ayat Cinta ini memiliki perbedaan antara novel dan film, Perbedaan tersebut terlihat disepanjang jalannya cerita, baik dalam novel maupun film. Perbedaan saat permulaan cerita dalam novel menggambarkan suasana yang terdapat di kota Kairo pada waktu siang hari, kalau dalam film menggambarkan tentang suasana flat atau apartemen milik Fahri. Selanjutnya perbedaan saat penyelesaian cerita, dalam novel menceritakan tentang mimpi Maria yang ingin memasuki surga tetapi tak bisa karena belum mengucap kalimat syahadat, sedangkan dalam film menceritakan tentang kematian Maria yang terjadi saat sedang melakukan sholat berjamaah bersama Fahri dan Aisha.

        1. Ketika Cinta Bertasbih I
      Dalam novel Ketika Cinta Bertasbih I, terdapat amanat yang begitu baikuntuk diterapkan dalam keseharian pembacanya. Dimana novel ini banyak membahas tentang kesederhanaan dan keikhlasan yang dimiliki tokoh utama yang rela menunda kelulusannya demi menafkahi keluarganya yang berada di indonesia. Di novel ini banyak mengandung pesan moril yang dapat digunakan sebagai pembangun jiwa para pembaca untuk semangat dan tidak menyerah dan puus asa dalam menjalani kehidupan. Jangan pernah menyerah dan putus asa jika menemui kegagalan. Keberadaan manusia di dunia ini untuk selalu berkarya dan terus maju untuk mendapatkan kebahagian.
        1. Perempuan Berkalung Sorban
      Novel Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah El-khaelieqy, dijadikan sebagai media alternatif pemberdayaan perempuan, sosialisasi isu jender dan hak-hak reproduksi dikalangan pesantren. Sehingga teori yang digunakan untuk menganalisis novel ini adalah teori feminisme. Dalam novel dan film Perempuan Berkalung Sorban pernah menuai kontroversi dikarenakan tidak sesuai dengan kenyataan, yaitu kenyataan bahwa seorang wanita harus menurut dengan seorang laki-laki yang telah menjadi imam baginya dan keluarganya selama masih dalam koridor yang tidak menyimpang.

        1. Dealova
      Novel Dealova mempunyai kertekaitan antara dunia karya dengan dunia nyata, yaitu novel tersebut merupakan sebuah cerminan dari masa lalu pengarangnya saat masih mengenyam pendidikan dibangku sekolah dari masa SMP hingga SMA. Sehingga dalam novel ini disesuaikan dengan keadaan yang sering dialami para remaja sekarang. Dimana mereka dalam masa puber dan pencari jati diri serta cinta, selalu memakai emosi dan amarah. Dan aktifitas yang ada di novel terkadang tergambar persis dengan kenyataanya.

        1. Dalam Mihrab Cinta
      Novel Dalam Mihrab Cinta merupakan karya sastra yang mengandung pesan atau amanat yang baik. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis novel ini adalah pendekatan pragmatic yang memiliki pengertian sebagai nilai guna atau manfaat untuk membantu menemukan suatu kesenangan estetik, mendapatkan pendidikan dan mendapatkan pembelajaran moral. Hal ini seperti amanat yang terkandung dalam novel ini, yaitu “Copet untuk berbuat jahat saja berani nekat, masak untuk berbuat baik tidak berani nekat”. Semboyan itulah yang membangun jiwa para pembaca untuk tetap semangat, dimana setiap perbuatan harus disertai niatan yang mantap.

        1. Menembus Impian
      Dalam novel ini, terdapat perbedaan dan persamaan antara novel dan film. Persamaan yang terdapat di novel atau film terletak pada alurnya karena menggunakan alur maju. Sedangkan perbedaannya terdapat pada pembukaan cerita dan penyelesaian cerita. Di novel pengenalan cerita yakni menggambarkan bayangan masa lalu ibunya Nur semasa kecil saat menjelang tidur (mimpi). Sedangkan di film, menggambarkan masa lalu ibunya Nur semasa kecil. Dan pada penyelesaian cerita, di novel menggambarkan pernikahan Nur dengan Dian yang di karuniai anak yang masih dalam kandungan. Dan di film menggambarkan kesuksesan Nur yang telah tercapai dan hidup tenang serta berkecukupan.
        1. Aborsi
      Aborsi, mendengar kata itu tentunya kita sudah paham apa arti dari kata itu. Dari pemahaman kata “Aborsi” tersebut terbentuk atau munculah sebuah cerita yang bernuansa horror. Hal ini terlihat oleh adanya hal-hal mistis yang begitu besar, dimana bermunculan bayangan anak-anak yang bermuka mengerikan. Aborsi yakni membunuh janin-janin yang tidak berdosa dikarenakan malu pada orang lain. Karena biasanya yang sering melakukan aborsi adalah pasangan yang hamil di luar nikah. Di dalam novel ini terdapat amanat atau pesan yaitu setiap perbuatan entah itu baik atau buruk akan mendapatkan balasannya sesuai dengan apa yang dilakukan pada akhirnya nanti.

        1. Laskar Pelangi
      Dalam pembahasan yang dilakukan oleh kelompok ini, mengenai pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita tersebut. Karena dalam pembahasan novel “Laskar Pelangi” menceritakan tentang perjuangan 12 anak tidak mampu yang berusaha untuk meraih pendidikan walau mereka berasal dari lingkup keluarga yang tidak mampu. Dengan semangat dan rasa optimis yang tinggi pasti segala hal akan dapat diraih akan dapat terwujud sesuai dengan apa yang diinginkan, karena tak ada hal yang mustahil di dunia ini jika memiliki keinginan yang kuat serta dibarengi dengan kemauan untuk meraihnya.

      PENUTUP
      setiap novel yang mengangkat tentang kehidupan begitu menarik untuk diikuti dan diketahui alurnya, karena didalamnya terdapat beberapa pesan yang membangun jiwa serta suritauladan yang begitu mengagumkan untuk terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga masyarakat selalu menantikan kehadiran terbitnya karya-karya selanjutnya, baik dalam hal novel maupun film. Hal ini terjadi karena karakter dari tiap penceritaan baik novel maupun film selalu berwarna, bervariasi dan berubah-berubah sesuai dengan perkembangan yang ada.



      DAFTAR PUSTAKA

      Hirata, Andrea. 2008. Laskar Pelangi. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
      __,,__. 2009. Sang Pemimpi. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
      El-Shirazy, Habiburrahman. 2008. Ayat-Ayat Cinta. Jakarta: Republika.
      __,,__. 2008. Ketika Cinta Bertasbih. Jakarta: Republika.
      El-khaelieqy, Abidah. 2009. Perempuan Berkalung Sorban. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran
      Nuranindya, Dyan. 2004. Dealova. Jakarta: Gramedia Pustaka
      El-Shirazy, Habiburrahman. 2008. Dalam Mihrab Cinta. Jakarta: Republika.
      El-khaelieqy, Abidah. 2010. Menebus Impian. Yogyakarta: Qalbiymedia
      Hardiwidjaja, Yennie. 2008. Aborsi. Jakarta: Gagas Media
      Suroso, dkk. 2009. Kritik Sastra (Teori, Metodologi, dan Aplikasi). Yogyakarta: Almatra
      Publishing.
      Kutha, Nyoman Ratna. 2009. Stilistika (Kajian Puitika Bahasa, Sastra dan Budaya). Yogyakarta: Pustaka Belajar.




      0 comments:

      Post a Comment

      Subscribe To RSS

      Sign up to receive latest news